Pages

Friday, January 22, 2016

Makalah pheriperal jaringan komputer terapan

KATA PENGANTAR



    Puji syukur yang dalam kami haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha Beliau, Tgas Komputer Terapan ini dapat kami rampungkan dalam waktu yang sangat singkat. Modul ini adalah modul yang diperuntukkan sebagai bahan penunjang pembelajaran pada kelas XI yang berjudul pheriferal jaringan komputer terapan .    
    Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan modul ini. Karena terbatasnya waktu dalam mengerjakan modul ini, akan banyak ditemukan adanya keterbatasan-keterbatasan di dalamnya. Untuk itu kami senantiasa mengharapkan masukan-masukan yang konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan di masa mendatang.

30 september 2015
Daftar Isi



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peripheral adalah hardware tambahan yang disambungkan ke komputer, biasanya dengan bantuan kabel ataupun sekarang sudah banyak perangkat peripheral wireless. Peripheral ini bertugas membantu komputer menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh hardware yang sudah terpasang didalam casing,adapun didalam peripheral terdapat universal asynchronous receiver transmitter(UART), universal synchronouus asynchronous receiver transmitter (USART), serial peripheral interface (SPI), serial communication interfaces (SCI), analog to digital converter (ADC), digital to analog converter (DAC) .

Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan universal asynchronous receiver transmitter(UART)?
2. Apa yang dimaksud dengan universal synchronouus asynchronous receiver transmitter (USART)?
3. Apa yang dimaksud dengan serial peripheral interface (SPI)?
4. Apa yang dimaksud dengan serial communication interfaces (SCI)?
5. Apa yang dimaksud dengan analog to digital converter (ADC)?
6. Apa yang dimaksud dengan digital to analog converter (DAC)?

TUJUAN :

Untuk mengetahui tentang universal asynchronous receiver transmitter(UART), universal synchronouus asynchronous receiver transmitter (USART), serial peripheral interface (SPI), serial communication interfaces (SCI), analog to digital converter (ADC), digital to analog converter (DAC)

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian UART


UART merupakan kepanjangan dari Universal Aysnchronous Receiver I Trasmitter. Seri8250, yang mencakup 16450, 16550, 16650 dan 16750, merupakan jenis UART yang banyak digunakan, pada gambar II.3 ditunjukkan diagram pin dari jenis UART ini.Ada kalanya UART ini terpadu dalam suatu chip bersama-sama dengan kontrol kanal paralel, kanal game, hard disk dan floppy drive.

Struktur Uart

Sebuah clock generator, biasanya kelipatan dari bit rate untuk memungkinkan pengambilan sampel di tengah bit.
• Input dan Output pergeseran register
• kontrol mengirim / menerima
• Kontrol logika untuk membaca / menulis
• Kirim / menerima buffer (opsional)
• Paralel data bus buffer (opsional)
• Pertama-in, first-out (FIFO) memori (opsional)

Dalam mengirim dan menerima data Universal Asynchronous Receiver / Transmitter (UART) dengan bit individu dan berurutan. UART berisi sebuah register geser yang merupakan metode dasar konversi antara bentuk serial dan paralel. UART biasanya tidak secara langsung menghasilkan atau menerima sinyal eksternal digunakan antara item yang berbeda dari peralatan. Sebuah perangkat interface yang terpisah digunakan untuk mengkonversi sinyal tingkat logika dari UART dan level sinyal eksternal. Setiap karakter dikirim sebagai sedikit logika mulai rendah, sejumlah bit dikonfigurasi data (biasanya 7 atau 8, kadang-kadang 5), sebuah bit paritas opsional, dan satu atau lebih berhenti logika bit tinggi. Pada 5-8 bit berikutnya, tergantung pada kode set digunakan, mewakili karakter. Setelah data bit mungkin sedikit paritas. Satu atau dua bit berikutnya selalu dalam tanda (logika tinggi, yaitu, '1 ') negara dan disebut stop bit (s). Penerima sinyal karakter yang selesai. Sejak mulai sedikit logika rendah (0) dan berhenti logika agak tinggi (1) selalu ada demarkasi yang jelas antara karakter sebelumnya dan berikutnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfBjbSoLegEMAD5N6FyC0gphnvwGi6TFqSbkzpuJN64YHJhyphenhyphenJ8zgbofK21bcayC6stDFhN-aJxsAVEs-XpsutdoHJBMXj5U4KZb5o2xqDWld6WlmmlYq9wx1vyeq2afBLFJdHEgbQKjnE/s1600/fig10-9.gif

* Mengirimkan dan menerima data serial

Universal Asynchronous Transmitter Receiver / (UART) mengambil byte data dan mengirimkan bit individual secara berurutan. [1] Di tempat tujuan, sebuah UART kedua kembali merakit bit menjadi byte lengkap. Setiap UART berisi sebuah register geser yang merupakan metode dasar konversi antara bentuk serial dan paralel. Transmisi serial informasi digital (bit) melalui kawat tunggal atau media lainnya adalah biaya yang jauh lebih efektif daripada transmisi paralel melalui beberapa kabel.

UART biasanya tidak secara langsung menghasilkan atau menerima sinyal eksternal digunakan antara item yang berbeda dari peralatan. Perangkat antarmuka yang terpisah digunakan untuk mengkonversi sinyal tingkat logika dari UART dan dari tingkat sinyal eksternal. Sinyal eksternal mungkin berbagai bentuk. Contoh standar untuk sinyal tegangan RS-232, RS-422 dan RS-485 dari AMDAL. Secara historis, saat ini (dalam loop arus) digunakan di sirkuit telegraf. Beberapa skema sinyal tidak menggunakan kabel listrik. Contoh tersebut serat optik, IrDA (inframerah), dan (nirkabel) Bluetooth Serial Port Profile nya (SPP). Beberapa skema sinyal menggunakan modulasi dari sinyal pembawa (dengan atau tanpa kabel). Contohnya adalah modulasi sinyal audio dengan modem saluran telepon, RF modulasi dengan radio data, dan DC-LIN untuk komunikasi power line.

Komunikasi dapat "full duplex" (keduanya mengirim dan menerima pada waktu yang sama) atau "half duplex" (perangkat bergiliran transmisi dan menerima).

* Transmitter

Pada posisi pemancar, transmisi berlangsung dalam sebuah operasi sederhana, karena berada di bawah kontrol dari sistem transmisi. Setelah data disimpan dalam register geser, hardware UART menghasilkan mulai sedikit, menggeser jumlah yang diperlukan bit data ke dalam baris, menghasilkan dan menambahkan bit paritas (jika digunakan), dan menambahkan sedikit berhenti.
Karena transmisi karakter tunggal dapat memakan waktu yang lama relatif terhadap kecepatan CPU, UART akan mempertahankan bendera yang menunjukkan status dari host sibuk, sehingga sistem tidak menyimpan karakter baru untuk transmisi sampai sebelumnya telah selesai, dapat juga dilakukan dengan interrupt.
Karena full-duplex operasi membutuhkan karakter yang akan dikirim dan diterima pada saat yang sama, UART menggunakan dua shift register yang berbeda untuk karakter karakter ditransmisikan dan diterima.

* Receiver

Semua hardware UART operasi dikendalikan oleh sinyal clock yang berjalan pada beberapa data rate - setiap bit data untuk 16 jam pulsa. Receiver menguji kondisi sinyal yang masuk di setiap pulsa clock. Jika bit tersebut terjadi, satu-setengah dari waktu, dianggap untuk bertemu dan merupakan sinyal awal dari sebuah karakter baru. Setelah menunggu lama, tingkat clock yang dihasilkan ke sebuah register geser. Setelah jumlah yang diperlukan bit untuk jangka waktu yang lama karakter (5 sampai 8 bit, biasanya) telah berlalu, isi dari register geser yang tersedia (dalam modus paralel) ke sistem penerima. UART akan menetapkan bendera yang menunjukkan data baru tersedia, dan juga dapat menghasilkan interupsi prosesor untuk meminta prosesor host transfer data yang diterima.
Sebuah UART biasanya berisi komponen dari sebuah clock generator, biasanya kelipatan dari bit rate untuk memungkinkan pengambilan sampel dalam periode bit.Input tengah dan register keluaran bergeser. Mengirim / menerima kontrol. Membaca / menulis kontrol logika. Mengirim / menerima buffer (opsional). Paralel data bus buffer (opsional). Pertama-in, first-out (FIFO) memori (opsional). UART mengambil byte data dan mengirimkan bit individual secara berurutan. Setiap UART berisi sebuah register geser yang merupakan metode dasar konversi antara bentuk serial dan paralel. UART biasanya tidak secara langsung menghasilkan atau menerima sinyal eksternal digunakan antara item yang berbeda dari peralatan. Setiap karakter dikirim sebagai logika dengan pengiriman awal nilai rendah, jumlah bit data dikonfigurasi (biasanya 7 atau 8, kadang-kadang 5), sebuah bit paritas opsional, dan satu atau lebih berhenti logika bit tinggi. Bit pada penerima sinyal dan kemudian dilanjutkan dengan bit 5-8 berikutnya, tergantung pada kode set digunakan, mewakili karakter. Setelah itu, satu atau dua bit berikutnya selalu dalam keadaan logika tinggi, yaitu, '1 'dan disebut stop bit (s). Penerima sinyal selesai. Pada logika rendah (0) dan stop bit logika tinggi (1), ada demarkasi yang jelas antara karakter sebelumnya dan berikutnya.

Keping 16550 merupakan kompatibelnya 8250 dan 16450, perbedaannya terletak pada pin 24 dan 29:
Kaki                       16550                                    8250/16450
24                           TXRDY                                   CSOUT
29                           RXRDY                        Tidak dihubungkan

Pada 16550 terdapat sinyalTXRDY (Transmit Ready) dan RXRDY (Receive Ready) yang dapat digunakan untuk implementasi DMA (Direct Memory Access) dengan dua mode kerja (operasional):
1.Mode 0 - Single Transfer DMA: lebih dikenal juga dengan mode 16450,mode ini diaktifkan dengan cara menon-aktifkanFIFO (bit-0 FCR = 0) atau dengan mengaktifkan FIFO dan pemilih mode DMA (bit-3 FCR = 1). Sinyal RXRDY akan aktif (rendah) jika ada (minimal) sebuah karakter pada penyangga penerima dan akan kembali non-aktif (tinggi) jika tidak ada satupun karakter pada penyangga penerima, sedangkan sinyal TXRDY akan aktif jika penyangga pengirim kosong sama sekali dan akan kembali non-aktif (tinggi) setelah karakter 1 byte pertama diisikan ke penyangga pengirim.

2.       Mode 1 - Multi Transfer DMA: dipilih dengan syarat FCR bit-0 = 1 dan FCR bit-3 - 1. Pada mode ini, sinyal RXRDY akan aktif (rendah) jika telah tercapai tingkat picuan (trigger level} atau saat munculnya time-out 16550 dan akan kembali non-aktif jika sudah tidak ada satupun karakter yang tersimpan dalam FIFO. Sinyal TXRDY akan aktif (rendah) jika tidak ada karakterpun pada penyangga pengirim dan akan non-aktif jika penyangga pengirim FIFO sudah betul-betul penuh.
http://adamboga.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-uart.html

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpvwxkmanWWwynRgkDa9bIuN_f4V9fiJPTTMiZGa8XrfGWK9GJUGs8lel3-om4VnClzRKduC32kGYXvKRRzU6RuwDXNLSNd7FN5lztq5gNtF0ytlywvJ3bSBOFiCl_AJqEsw8vg9H-YjA/s1600/uart.gif

Gambar Diagram Pin UART 16550 dan 8250/16450

Semua chip UART kompatibel dengan TTL (termasuk sinyal TxD, RxD, RI, DCD, DTS, CTS, DTR dan RTS), dengan demikian diperlukan konverter tingkat RS232 (RS232 level converter) yang berfungsi untuk mengkonversi sinyal TTL menjadi logika tingkat RS232. Interupsiin itu UART juga membutuhkan clock untuk operasionalnya, biasanya dibutuhkan kristal eksternal dengan frekuensi 1,8432 MHz atau 18,432 MHz.
Fungsi PinOut UART 16550 dan 8250/16450
PIN
Nama
Keterangan
Pin 1-8
D0:D7
Bus Data
Pin 9
RCLK
Masukan Clock penerima Frekuensinya harus sama dengan baud-rate x26
Pin 10
RD
Terima data
Pin 11
TD
Kirim data
Pin 12
CS0
Chip select 0 - aktif tinggi
Pin 13
CS1
Chip select 1 -  aktif rendah
Pin 14
CS2
Chip select 2 – aktif rendah
Pin 15
BOUDOUT
Keluaran Baud – Keluaran dari Pembangkit Baud Rate Terprogram. Frekuensi = (baud rate x 16)
Pin 16
XIN
Masukan kristal eksternal –Digunakan untuk osilator pembangkit Boud Rate
Pin 17
XOUT
Keluran Kristal Eksternal
Pin 18
WR
Jalur Tulis – Aktif Rendah
Pin 19
WR
Jalur Tulis – Aktif Tinggi
Pin 20
VSS
Dihubungkan ke ground
Pin 21
RD
Jalur Baca– Aktif Tinggi
Pin 22
RD
Jalur Baca – Aktif Rendah
Pin 23
DDIS
Drive disable. Pin ini akan rendah saat CPUmembaca dari UART. Dapat dihubungkan bus data kapasitas tinggi
Pin 24
TXRDY
Transmit Ready – Siap kirim
Pin 25
ADS
Address Store. Digunakan jika sinyal tidak stabil interupsima siklus baca atau tulis
Pin 26
A2
Bit alamat 2
Pin 27
A1
Bit alamat 1
Pin 28
A0
Bit alamat 0
Pin 29
RXRDY
Receive Ready (siap terima data)
Pin 30
INTR
Intrrupt Output (keluaran interupsi)
Pin 31
OUT2
User Output 2 (keluaran pengguna2)
Pin 32
RTS
Reguest to Send (permintaan pengiriman)
Pin 33
DTR
Dat Terminal Ready (Terminal data siap)
Pin 34
OUT1
User Output 1
Pin 35
MR
Master Riset
Pin 36
CTS
Clear To Send
Pin 37
DSR
Data Set Ready
Pin 38
DCD
Data Carrier Detect
Pin 39
RI
Ring Indikator (indicator dering)
Pin 40
VDD
+ 5 Volt

Tipe-tipe UART
         8250 UART pertama pada seri ini. Tidak memiliki register scratch, versi 8250A merupakan versi perbaikan dari 8250 yang mampu bekerja dengan lebih cepat; 8250A UART ini lebih cepat dibandingkan dengan 8250 pada sisi bus. Lebih mirip secara perangkat lunak dibanding 16450 8250B Sangat mirip dengan 8250;
16450 Digunakan pada komputer AT dengan kecepatan 38,4 Kbps, masih banyak digunakan hingga sekarang;16550 Generasi pertama UART yang memiliki penyangga, dengan panjang 16-byte, namun tidak bekerja (produk gagal) sehingga digantikan dengan 16550A;
a.      16550A UART yang banyak digunakan pada komunikasi kecepatan tinggi, misalnya 14,4 Kbps atau 28,8 Kbps;
b.      16650 UART baru, memiliki penyangga FIFO 32-byte, karakter Xon/Xoff terprogram dan mendukung manajemen sumber daya;
·         16750 Diproduksi oleh Texas Instrument, memiliki FIFO 64-byte!

2.USART ( Universal Serial Asyncronous and Syncronous Receiver Transmitter )

Dalam mikrokontroler ATMega8535 terdapat fitur USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter ), merupakan salah satu mode komunikasi yang dimiliki oleh Mikrokontroler ATMega8535. USART memiliki 2 pin (RxD dan TxD) untuk Asynchronous dan 3 bit TxD, RxD, xCK untuk Synchronous.
Untuk mengatur komunikasi USART dilakukan melalui beberapa register yaitu : 
  • USART Data Register (UDR)
Register ini merupakan register yang paling penting dalam komunikasi serial ini. Sebab data yang dikirim keluar harus ditempatkan pada register ini. Rrgister ini berfungsi sebagai buffer untuk menyimpan data, baik yang akan dikirim maupun yang diterima.
  • USART Control and Status Register A (UCSRA)
Mempunyai 8 bit yang memiliki fungsi masing-masing:
Bit   7
6
5
4
3
2
1
0
RXC
TXC
UDRE
FE
DOR
PE
U2X
MPCM
R
R/W
R
R
R
R
R/W


0X20
R/W
0
0
1
0
0
0
0
0


*) Bit-7 / RXC          :
(USART Receive Complete), digunakan untuk mengetahui penerimaan data, jika bernilai 1 maka ada data baru yang diterima RXB dan belum terbaca, dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.
*) Bit-6 / TXC          :
(USART Transmit Complete), digunakan untuk mengetahui pengiriman data, jika bernilai 1 maka ada data baru yang diterima TXB dan belum terbaca, dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.
*) Bit-5 / UDRE       :
(USART Data Register Empty), digunakan untuk mengetahui isi UDR, jika bernilai 1 maka register UDR kosong, dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.
*) Bit-4 / FE             :
(Frame Error), digunakan untuk mengetahui terjadinya frame error pada penerimaan data.
*) Bit-3 / DOR         :
(Data Over Run), digunakan untuk mengetahui kondisi over run dimana data yang masuk terlalu cepat.
*) Bit-2 / PE             :
(Parity Error), digunakan untuk mengetahui terjadinya parity error.
*) Bit-1 / U2X          :
(Double the Usart Transmission Speed), digunakan untuk membuat kecepatan transfer data menjadi 2x lipat.
*) Bit-0 / MPCM     :
(Multi Processor Communication Mode), digunakan pada komunikasi multi prosesor.

  • UCSRB (USART Control and Status Register B):
Mempunyai 8 bit yang memiliki fungsi masing-masing:

Bit   7
6
5
4
3
2
1
0
RXCIE
TXCIE
UDRIE
RXEN
TXEN
UCSZ2
RXB8
TXB8
R/W
R/W
R/W
R/W
R/W
R/W
R


0X00
R/W
0
0
0
0
0
0
0
0

*) Bit-7 / RXCIE      :
(RX Complete Interrupt Enable), untuk mengaktifkan interupsi RX, jika bernilai 1 interupsi aktif dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.

*) Bit-6 / TXCIE      :
(TX Complete Interrupt Enable), untuk mengaktifkan interupsi TX, jika bernilai 1 interupsi aktif dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.

*) Bit-5 / UDRIE     :
(USART Data Register Empty Interrupt Enable), digunakan untuk mengaktifkan interrupt UDR, jika bernilai 1 interupsi aktif dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.

*) Bit-4 / RXEN       :
(Receiver Enable), digunakan untuk mengaktifkan receiver, jika bernilai 1 maka aktif dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.

*) Bit-3 / TXEN       :
(Transmitter Enable), digunakan untuk mengaktifkan transmitter, jika bernilai 1 maka aktif dan jika bernilai 0 maka sebaliknya.


UCSZ2

UCSZ1
UCSZ0
Ukuran Karakter






0
0
0
0
1
1
1
1

0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
5 bit
6 bit
7 bit
8 bit
Reserved
Reserved
Reserved
9 bit
*) Bit-2 / UCSZ2     :
(Character Size), digunakan bersamaan dengan UCSZ1 & UCSZ0, berfungsi untuk menentukan ukuran data dalam 1 frame.

*) Bit-1 / RXB8       :
(Receive Data 8 bit), bit ke-9 dari data yang diterima bila menggunakan 9 bit.

*) Bit-0 / TXB8       :
(Transmit Data 8 bit), bit ke-9 dari data yang dikirim bila menggunakan 9 bit.










  • UCSRC (USART Control and Status Register C):
Mempunyai 8 bit yang memiliki fungsi masing-masing:

Bit   7
6
5
4
3
2
1
0


URSEL
UMSEL
UPM1
UPM0
USBS
UCSZ1
UCSZ0
UCPOL


R/W
R/W
R/W
R/W
R/W
R/W
R/W


0X86
R/W


1
0
0
0
0
1
1
0

*) Bit-7 / URSEL     :
(USART Register Select) untuk memilih register yang digunakan yaitu register UCSRC atau UBRRH karena kedua register ini menempati lokasi register i/o yang sama. Jika bernilai 1 maka UCSRC yang dipilih dan jika bernilai 0 maka UBRRH yang dipilih.
*) Bit-6 / UMSEL    :
(USART Mode Select) digunakan untuk menentukan mode komunikasi, jika bernilai 1 maka synchronous mode yang dipilih dan jika bernilai 0 maka ansynchronous yang dipilih.
*) UPM 1 dan 0       :
Bit 5 & Bit 4


UPM1
UPM0
Parity
0
0
1
1
0
1
0
1
Tidak Aktif
Tidak Digunakan
Genap
Ganjil
(USART Parity Mode) untuk mengatur parity  dengan setting:
*) Bit-3 / USBS       :
(USART Stop Bit Select) untuk menentukan jumlah stop bit dalam setiap frame. Jika bernilai 0 maka panjang stop bit adalah 1 bit, jika bernilai 1 maka panjang stop bit adalah 2 bit.

*) UCSZ1 & UCSZ0 :
Bit 2 & Bit 1

(USART Character Size) sama seperti pengertian sebelumnya.
*) Bit-0 / UCPOL     :
(USART Clock Parity) untuk mengatur mode transisi clock, berlaku hanya pada synchronous saja.












UCPOL
Pin TxD
Pin RxD
0
Transisi Naik
XCK
Transisi Turun
XCK
1
Transisi Turun
XCK
Transisi Naik
XCK

3. Sistem pengendalian intern

A. Pengertian SPI
Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
B.    Tujuan SPI
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern:
  1. Menjaga kekayaan organisasi.
  2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
  3. Mendorong efisiensi.
  4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
C.    Jenis SPI
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Keterbatasan SPI
  1. Kekeliruan pengoperasian sistem (mistake in judgement) karena terbatasnya informasi dan waktu, karena tekanan lingkungan, atau karena terbatasnya kemampuan, meskipun SPI sudah dilengkapi dengan pedoman penyelesaian masalah.
  2. Pelanggaran sistem (breakdowns), baik disengaja atau tidak, misalnya karena kesalahan interpretasi, kecerobohan, gangguan lingkungan, perubahan personalia, atau perubahan sistem dan prosedur.
  3. Kolusi, atau kerjasama negatif sekelompok orang.
  4. Pelanggaran dengan sengaja oleh manajemen (management override)
  5. Dilema biaya-manfaat (costs versus benefits)

D.    Penanggungjawab SPI
1. COSO (committee of sponsoring organizations), suatu organisasi yang anggotannya terdiri dari AAA (the American Accounting Association), AICPA, IIA (the Institute of Internal Auditors), IMA (the Institute of Management Accountants), dan FEI (the Financial Executive Institute), menyatakan bahwa setiap personel dalam suatu organisasi memiliki tanggungjawab dan merupakan bagian dari struktur pengendalian interen organisasi.
2. Fihak eksteren, seperti auditor independent serta lembaga otoritas yang lain, dimungkinkan untuk memberikan kontribusi dalam perancangan struktur pengendalian interen, tetapi mereka tidak bertanggungjawab terhadap efektifitas SPI dan bukan bagian dari SPI
3. Kelompok berperan besar:
a. Manajemen,
b. Dewan komisaris dan komite audit,
c. Auditor interen,
d. Personel lain dalam organisasi,
e. Auditor independen,
f. Fihak luar lain, seperti lembaga-lembaga otoritas yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya organisasi
 Lingkungan Pengendalian
Adalah kondisi lingkungan organisasi yang sehat untuk mendukung penerapan SPI, yang komponennya terdiri dari:
  1. Integritas dan nilai-nilai etika yang tertanam dalam budaya organisasi,
  2. Komitmen terhadap kompetensi,
  3. Peran dan pengaruh dewan komisaris serta komite audit,
  4. Filosofi manajemen dan gaya operasi organisasi,
  5. Struktur organisasi yang mampu memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dengan baik,
  6. Budaya dan aturan yang sehat dalam mekanisme penetapan otoritas dan tanggungjawab,
  7. Kebijakan dan praktik yang sehat di bidang sumber daya manusia.
  8. Pengaruh faktor-faktor eksteren organisasi

E.       Prosedur Pemahaman SPI
Pemahaman SPI mencakup:
  1. Memahami lingkungan pengendalian.
  2. Memahami disain kebijakan dan prosedur masing-masing komponen SPI
  3. Mengevaluasi penerapan nkebijakan dan prosedur.
Pemahaman dilakukan dengan cara:
  1.  Review pengalaman dengan klien dalam penugasan audit sebelumnya.
  2. Wawancara dengan manajemen, staff, serta personel pelaksana.
  3. Inspeksi dokumen dan catatan.
  4. Observasi aktivitas dan operasi perusahaan.

Elemen SPI
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendali-an manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari:
a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.
b. Pembagian tugas.
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat)
d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadi-nya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
e. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
4. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.
5. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

SPI pada Lingkungan Pemrosesan Data Elektronik
Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakanmanual system dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pada orang yang melaksanakan sistem tersebut (People Oriented). Jika komputer yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan data, akan terjadi pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke sistem yang berorientasi pada komputer (Computer Oriented). Pengendalian Intern Akuntansi dalam lingkungan Pemrosesan Data Elektronik dibagi menjadi Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi.
Pengendalian Umum
Pengendalian umum merupakan standart dan panduan yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur pengendalian umum ini meliputi:
1. Organisasi,
Dalam manual system, pengendalian dilaksanakan dengan memisahkan fungsi fungsi pokok (operasi, penyimpanan dan akuntansi). Suatu transaksi akan dilaksanakan oleh fungsi operasi jika ada otorisasi dari yang berwenang, hasil transaksi akan disimpan oleh fungsi penyimpanan, dan transaksi yang terjadi akan dicatat oleh fungsi akuntansi.
Dalam sistem komputer, fungsi pokok tersebut seringkali digabung dalam wujud program komputer, sehingga penggabungan ketiga fungsi tersebut memerlukan metode pengendalian yang khusus.
2. Prosedur dan standar untuk perubahan program,
3. Pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.

F.     Informasi yang Didapat Dari SPI
Sistem pengendalian intern klien dalam setiap siklus transaksi harus cukup memberikan kepastian yang layak bahwa:
  1. Transaksi yang tercatat adalah wajar.
  2. Transaksi yang tercatat adalah sah
  3. Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya
  4. Transaksi yang ada sudah di catat
  5. Transaksi dinilai sebagaimana mestinya
  6. Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya
  7. Transaksi dicatat pada waktu yang tepat
  8. Transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan pembantu dan diikhtisarkan dengan benar.
 Arti Penting SPI
Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan :
  1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perusahaan.
  2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi
  3. Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.



Pengertian Komunikasi Serial
Komunikasi Serial adalah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak.
Ada 2 macam cara komunikasi data serial yaitu Sinkron dan Asinkron.
1. Komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama sama dengan data serial,  tetapi clock tersebut dibangkitkan sendiri – sendiri baik pada sisi pengirim maupun  penerima. 
2. Komunikasi serial asinkron tidak diperlukan clock karena data  dikirimkan dengan kecepatan tertentu yang sama baik pada pengirim / penerima. 
Devais pada komunikasi serial ada 2 kelompok yaitu:
1. Data Communication Equipment (DCE)
a.       Contoh dari DCE ialah modem, plotter, scanner dan lain lain
2.   Data Terminal Equipment (DTE).
a.       Contoh dari DTE ialah terminal  di komputer.

Keuntungan penggunaan port serial.
  1. Pada komunikasi dengan kabel yang panjang, masalah cable loss tidak akan menjadi masalah besar daripada menggunakan kabel parallel. Port serial mentransmisikan “1” pada level tegangan   -3 Volt sampai -25 Volt dan “0” pada level tegangan +3 Volt sampai +25 Volt, sedangkan port parallel mentransmisikan “0” pada level tegangan 0 Volt dan “1” pada level tegangan 5 Volt.
  2. Dubutuhkan jumlah kabel yang sedikit, bisa hanya menggunakan 3 kabel yaitu saluran Transmit Data, saluran Receive Data, dan saluran Ground (Konfigurasi Null Modem)
  3. Saat ini penggunaan mikrokontroller semakin populer. Kebanyakan mikrokontroller sudah dilengkapi dengan SCI (Serial Communication Interface) yang dapat digunakan untuk komunikasi dengan port serial komputer.
Pengertian ADC

1.Apa itu ADC ( Analog to Digital Converter) ? ADC ( Analog to Digital Converter) adalah Pengubah dari analog ke digital. Fungsi dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital yang nantinya akan masuk ke suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51. Inputan dari ADC ini ada 2 yaitu input positif (+) dan input negatif (-). V (+) dan V (-) adalah inputan tegangan analog differensial sehingga data tegangan yang akan diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi (+) dan Vi (-). Vref adalah tegangan referensi ADC yang digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya tegangan referensi ini adalah setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan agar pada saat inputan maksimal data digital juga akan maksimal. Chip select fungsinya untuk mengaktifkan ADC yang diaktifkan dengan logika low. Read adalah inputan yang digunakan untuk membaca data digital hasil konversi yang aktif pada kondisi logika low. Write berfungsi untuk melakukan start konversi ADC diaktifkan pada kondisi logika low. Instruksi berfungsi untuk mendeteksi apakah konversi telah selesai atau tidak, jika sudah selesai maka pin instruksi akan mengeluarkan logika low. Data outputan digital sebanyak 8 byte (DB0-DB7) biner 0000 0000 sampai dengan 1111 1111, sehingga kemungkinan angka decimal yang akan muncul adalah 0 sampai 255 dapat diambil pada pin D0 sampai D7. DB0-DB7 mempunyai sifat menempel.
2.Pengertian DAC( Digital to Analog Converter)
DAC adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan, arus, muatan electrik). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah konverter analog-ke-digital (ADC) melakukan operasi mundur. Sinyal mudah disimpan dan ditransmisikan dalam bentuk digital, tapi DAC diperlukan untuk sinyal untuk diakui oleh indera manusia atau non-sistem digital. Fungsi DAC adalah pengubah data digital yang masih berbentuk biner seperti data yang ada pada CD menjadi data analog . berikut adalah tahapan data digital menjadi analog. fisik CD dibaca Data digital CD DAC Buffer Line out

4.serial communication interfaces (SCI)


Komunikasi serial adalah komunikasi yang pengiriman datanya per-bit secara berurutan dan bergantian. Komunikasi ini mempunyai suatu kelebihan yaitu hanya membutuhkan satu jalur dan kabel yang sedikit dibandingkan dengan komunikasi paralel. Pada prinsipnya komunikasi serial merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel, atau dengan kata lain komunikasi serial merupakan salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Pada dasarnya komunikasi serial adalah kasus khusus komunikasi paralel dengan nilai n = 1, atau dengan kata lain adalah suatu bentuk komunikasi paralel dengan jumlah kabel hanya satu dan hanya mengirimkan satu bit data secara simultan.Hal ini dapat disandingkan dengan komunikasi paralel yang sesungguhnya di mana n-bit data dikirimkan bersamaan, dengan nilai umumnya 8 ≤ n ≤ 128.
Komunikasi serial ada dua macam, asynchronous serial dan synchronous serial.Synchronous serial adalah komunikasi dimana hanya ada satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock dan mengirimkan clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh pengunaan synchronous serial terdapat pada transmisi data keyboard. Asynchronous serial adalah komunikasi dimana kedua pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang dikirim sama dengan data yang diterima, maka kedua frekuensi clock harus sama dan harus terdapat sinkronisasi. Setelah adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan datanya sesuai dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan asynchronous serial adalah pada Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) yang digunakan pada serial port (COM) komputer.
Antarmuka Kanal serial lebih kompleks/sulit dibandingkan dengan antarmuka melalui
kanal paralel, hal ini disebabkan karena:

1. Dari Segi perangkat keras: adanya proses konversi data pararel menjadi serial atau sebaliknya menggunakan piranti tambahan yang disebut UART (Universal Asynchronous Receiver/Transmitte) dan
2. Dari Segi perangkat lunak: lebih banyak register yang digunakan atau terlibat
Namun di sisi lain antarmuka kanal serial menawarkan berapa kelebihan dibandingkan secara paralel, antara lain:

1. Kabel untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan paralel; data-data dalam komunikasi serial dikirim-kan untuk logika ‘1’ sebagai tegangan -3 s/d -25 volt dan untuk logika ‘0’ sebagai tegangan +3 s/d +25 volt, dengan demikian tegangan dalam komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimum 50 volt, sedangkan pada komunikasi paralel hanya 5 volt. Hal ini menyebabkan gangguan pada kabel-kabel panjang lebih mudah diatasi dibandingkan pada parallel.
2. Jumlah kabel serial lebih sedikit; Anda bisa menghubungkan dua perangkat komputer yang berjauhan dengan hanya 3 kabel untuk konfigurasi null modem, yaitu TXD (saluran kirim), RXD(saluran terima) dan Ground, bayangkan jika digunakan teknik paralel akan terdapat 20 – 25 kabel. Namun pada masing-masing komputer dengan komunikasi serial harus dibayar “biaya” antarmuka serial yang agak lebih mahal.
3. Banyaknya piranti saat ini (palmtop, organizer, hand-phone dan lainlain) menggunakan teknologi infra merah untuk komunikasi data, dalam hal ini pengiriman datanya dilakukan secara serial. IrDA-1 (spesifikasi infra merah pertama) mampu mengirimkan data dengan laju 115,2 kbps dan Konsep Komunikasi Serial 2 dibantu dengan piranti UART, hanya panjang pulsa berkurang menjadi 3/16 dari standar RS-232 untuk menghemat daya.
4. Untuk teknologi embedded system, banyak mikrokontroler yang dilengkapi dengan komunikasi serial (baik seri RISC maupun CISC) atau Serial Communication Interface (SCI); dengan adanya SCI yang terpadu pada 1C mikrokontroler akan mengurangi jumlah pin keluaran, sehingga hanya dibutuhkan 2 pin utama TxD dan RxD (di luar acuan ground).


5.ADC (Analog To Digital Converter) 

.

Pengertian ADC (Analog to Digital Convertion)

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.


Kecepatan Sampling ADC
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Kecepatan Sampling ADC
Ilustrasi Kecepatan Sampling ADC
Resolusi ADC
Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.

Prinsip Kerja ADC

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
signal = (sample/max_value) * reference_voltage
= (153/255) * 5
= 3 Volts

Komparator ADC

Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik pada gambar dibawah, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.
Kompataror ADC (Analog to Digital Convertion)Konsep Kompataror Pada ADC (Analog to Digital Converter)
Gambar diatas memperlihatkan sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi tegangan input analog. Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang dperlukan pada bagian outputnya.

Jenis-Jenis ADC (Analog to Digital Converter)

ADC Simultan

ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
ADC SimultanADC Simultan
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan :
V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Misal :
Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner
Tabel Output ADC SimultanTabel Output ADC Simultan
Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara Counter Ramp ADCSuccessive Aproximation ADC dan lain sebagainya.

Counter Ramp ADC

Blok Diagram Counter Ramp ADCBlok Diagram Counter Ramp ADC
Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan counter naik.
Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset, sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator = 0 dan Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil konversi dari analog yang dimasukkan.
Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai dari 0000 hingga mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu.

SAR (Successive Aproximation Register) ADC

Blok Diagram SAR ADC
Blok Diagram SAR ADC
Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====> 10100000.
Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :
Jika    D7    =    1    Vout=5            volt
Jika    D6    =    1    Vout=2,5        volt
Jika    D5    =    1    Vout=1,25        volt
Jika    D4     =    1    Vout=0,625        volt
Jika    D3    =    1    Vout=0,3125        volt
Jika    D2    =    1    Vout=0,1625        volt
Jika    D1    =    1    Vout=0,078125        volt
Jika    D0    =     1     Vout=0,0390625    volt
Timing diagram urutan Trace SAR ADC
Timing diagram urutan Trace SAR ADC
Setelah diberikan sinyal start maka konversi dimulai dengan memberikan kombinasi 1000 0000 ternyata menghasilakan tegangan 5 volt dimana masih kurang dari tegangan input 6,84 volt, kombinasi berubah menjadi 1100 0000 sehingga Vout = 7,5 volt dan ternyata lebih besar dari 6,84 sehingga kombinasi menjadi 1010 0000 tegangan Vout = 6,25 volt kombinasi naik lagi 1011 0000 demikian seterusnya hingga mencapai tegangan 6,8359 volt dan membutuhkan hanya 8 clock.
Uraian diatas merupakan konsep dasar dari ADC (Analog to Digital Converter), untuk pengembangan atau aplikasi ADC dan ADC dalam bentuk lain akan ditulis dalam artikel berbeda dengan tujuan dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap dari ADC (Analog to Digital Converter)


6. DAC (Digital To Analog Converter)

DAC (Digital To Analog Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal digital (diskrit) menjadi sinyal analog (kontinyu). Aplikasi DAC (Digital To Analog Converter) adalah sebagai antarmuka (interface) antara perangkat yang bekerja dengan sistem digital dan perangkat pemroses sinyal analog. Perangkat DAC (Digital To Analog Converter) dapat berupa rangkaian elektronika dan chip IC DAC.
Pada dasarnya rangkaian penjumlah op-amp (summing amplifier) dapat digunakan untuk menyusun suatu konverter D/A (DAC “Digital To Analog Converter)” dengan memakai sejumlah hambatan masukan yang diberi bobot dalam deret biner.
Penguat Inverting
Rangkaian untuk penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan gambar dibawah. Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar 180°.
Penguat InvertingPenguatan rangkaian penguat inverting adalah berdasar pada persamaan berikut :
Vout = -Vin(R2/R1)
Penguat Non-Inverting
Penguat non-inverting memiliki ciri khusus yaitu sinyal output adalah sefasa dengan sinyal masukan. Rangkaian ini ditunjukkan oleh gambar berikut.
Penguat Non-InvertingPenguatan dari rangkaian penguat jenis ini adalah berdasar pada persamaan berikut :
Vout = Vin((R1+R2)/R1)
Penguat Penjumlah (Dasar DAC)
Penguat penjumlah memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran merupakan hasil penguatan dari penjumlahan sinyal masukannya. Pada bagian ini dicontohkan penguat penjumlah berdasarkan rangkaian penguat inverting. Sehingga sinyal keluaran adalah berbeda fasa sebesar 180o. Rangkaian penguat penjumlah merupakan konsep dasar dari rangkaian DAC (Digital To Analog Converter).
Penguat Penjumlah (Dasar DAC)
Penguatan dari rangkaian ini dihitung menggunakan persamaan berikut :
Vout = (-Vin1(R5/R1))+(-Vin2(R5/R2))+(-Vin3(R5/R3))
Binary-Weighted DAC (Digital To Analog Converter)
Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar berikut.
Rangkaian Binary Weighted DACRangkaian Binary Weighted DAC
Secara prinsip rangkaian DAC diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Resistor 20 kΩ menjumlahkan arus yang dihasilkan dari penutupan switch-switch D0 sampai D3. Resistor-resistor ini diberi skala nilai sedemikian rupa sehingga memenuhi bobot biner (binary-weighted) dari arus yang selanjutnya akan dijumlahkan oleh resistor 20 kΩ. Dengan menutup D0 menyebabkan arus 50 μA mengalir melalui resistor 20 kΩ, menghasilkan tegangan -1 V pada Vout. Penutupan masing-masing switch menyebabkan penggandaan nilai arus yang dihasilkan dari switch sebelumnya. Nilai konversi dari kombinasi penutupan switch ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel Output Binary-weighted DAC

Konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian Binary Weighted DAC diatas
Tabel Output Binary-weighted DAC

R/2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter)

Metode lain dari konversi Digital to Analog adalah R/2R Ladder. Metode ini banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10 atau 12 bit. Rangkaian R/2R Ladder ditunjukkan pada gambar berikut.
Rangkaian R/2R Ladder DAC
Rangkaian R/2R Ladder DAC

Prinsip kerja dari rangkaian R/2R Ladder DAC adalah sebagai berikut : informasi digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi “1” (sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan menyebabkan perubahan arus yang mengalir melalui R9 sesuai dengan nilai ekivalen biner-nya Sebagai contoh, jika D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1, maka R1 akan paralel dengan R5menghasilkan 10 k . Selanjutnya 10 k ini seri dengan R6 = 10 k menghasilkan 20 k . 20 k ini paralel dengan R2 menghasilkan 10 k , dan seterusnya sampai R7, R3 dan R8. Rangkaian ekivalennya ditunjukkan pada gambar 6. Vout yang dihasilkan dari kombinasi switch ini adalah -5V.
Rangkaian Ekivalen R/2R Ladder DAC
Rangkaian Ekivalen R/2R Ladder DAC
Untuk mendapatkan Vout analog dari rangkaian R/2R Ladder DAC diatas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Vout = (-Vref(R9/R))*((D0/16)+(D1/8)+(D2/4)+(D1/2))

Tabel Output Rangkaian R/2R Ladder DAC

Nilai kombinasi dan hasil konversi rangkaian R/2R Ladder DAC ditunjukkan pada tabel dibawah.
Output Rangkaian R/2R Ladder DAC
Tabel diatas merupakan hasil konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian R/2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter).

BAB III

PENUTUP


KESIMPULAN:

saya menyimpulkan dari materi peripheral jaringan computer terapan yang saya bahas tadi saya menyimpulkan perangkat  peripheral jaringan computer terapan terdiri atas UART, USART, SPI, SCI, ADC dan DAC
pertama UART Universal Asynchronous  Receiver-Transmitter adalah bagian  perangkat  keras  komputer yang  menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial.
Kedua, Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535.
Ketiga,SPI adalah Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan.
Keempat,SCI adalah    adalah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak.
Kelima, ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital.
Keenam, DAC (Digital to Analog Convertion) adalah perangkat atau rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode-kode biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat digital tersebut.

No comments:

Post a Comment