Pages

Tuesday, October 4, 2016

MAKALAH PENGATURAN JARINGAN DI PERUSAHAAN

PENGATURAN JARINGAN PERUSAHAAN


NAMA KELOMPOK :
1. GEDE WEDA WIDIANTARA    (08)
2. MADE WIRA MARTA        (20)
3. PUTU DIVA INDRAWAN    (25)



SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Kata Pengantar


Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam mewujudkan makalah yan berjudul Rancang Bangun Jaringan. Pada makalah ini kami akan membahas tentang Pengaturan Jaringan Perusahaan. Materi pada makalah ini berguna untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sistem Operasi Jaringan yang di dapat  disekolah untuk dipergunakan apabila kelak telah menamatkan pendidikannya di masyarakat.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada:
  1. Kepala SMK Negeri 3 Singaraja berserta staf pimpinan .
  2. Bapak Dwi Sucipta dan Ibu Evi Welly, selaku guru dari mata pelajaran Rancang Bangun Jaringan.
  3. Teman-teman, yang telah memberikan arahan dan dorongan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Semoga Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa memberikan sinar suciNya atas peran serta semua pihak yang telah membantu, mengarahkan dan membimbing hingga makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai jadual yang telah ditentukan. Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna, karenanya penulis berharap kritik dan saran yang sifatnya konstuktif dari semua pembaca. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Demi kesempurnaan makalah ini, saran dan kritik yang membangun tentu kami harapkan untuk mencapai kemajuan dalam mencerdaskan anak bangsa, semoga hasil makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.


Singaraja, 20 Agustus 2016

                                              Penulis

Daftar Isi





BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Jaringan komputer adalah kumpulan komputer dan peralatan lain yang saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi yang melintas sepanjang media komunikasi, memungkinkan pengguna jaringan untuk saling bertukar data atau menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras secara bersama. (Wagito, 2005)
Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer, baik perusahaan kecil maupun besar. Hal itu untuk menunjang perkembangan tiap perusahaan. Jaringan komputer digunakan untuk memperlancar arus informasi, resource sharing dan pertukaran data di dalam perusahaan tersebut.
Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan, baik software maupun hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri, maka upaya-upaya penyempurnaan terus dilakukan. Dengan memanfaatkan berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch) maka munculah konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk Local Area Network (LAN). Degan munculnya VLAN, maka perusahaan mulai mengimplementasikan VLAN untuk jaringan (LAN) dengan keunggulan-keunggulan yang ditawarkan, yaitu flexibilitas, keamanan, dan efesiensi.
Dengan adanya pengimplementasian jaringan komputer, maka timbul permasalahan tentang pegelolaan jaringan. Setiap jaringan dalam perusahaan mempunyai pengelolan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhuan perusahaan itu sendiri. Tiap perusahaan mempunyai aturan-aturan tersendiri untuk mengatur alur keluar masuk traffic jaringan, sebagai contoh departemen keuangan tidak diperbolehkan terhubung dengan departemen mahasiswa, maka pengelolaan jaringan dapat dilakukan pada pc router ataupun router dimana setiap jaringan saling terhubung.
Pengelolaan lain yang umum digunakan adalah, pemantauan terhadap bandwith dan juga pemantauan terhadap setiap koneksi PC dalam jaringan. Pemantauan bandwith diperlukan untuk mengananalisa paket yang masuk ataupun keluar jaringan. Sedangkan pemantauan koneksi, berfungsi untuk mempermudah melihat proses troubleshoot apakah setiap komputer client terhubung dengan jaringan atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Topologi Jaringan Perusahaan
  2. Routing static dan dinamic perusahaan
  3. Konfigurasi route static dan default
  4. Verifikasi Routing Information Protokol

1.3 Tujuan

  1. Agar pembaca dapat mengetahi dan memahami topologi jaringan disuatu perusahaan.
  2. Agar pembaca dapat mengetahi dan memahami routing static dan dinamic perusahaan.
  3. Agar pembaca dapat mengetahi dan memahami konfigurasi route static dan default.
  4. Agar pembaca dapat mengetahi dan memahami verifikasi routing information protokol.

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Topologi Jaringan Perusahaan.

Menurut teknisi katri tipe topologi yang cocok untuk di implementasikan di kantoran itu jenisnya Topologi Star karena topologi yang mengunakan switch sebagai penghubungan antar kabel jaringan. Jadi, Topologi ini lebih sering digunakan ketimbang topologi yang karena biaya lebih murah dan trasperdata lebih cepat. Karena swicth yang mengatur lajunya data.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0gFfcaMvcdZmqZn2COd_0ObeF2ncFAJTFinkz8xx4waBgwlMJ_P8uj3zg1WKA4FdhmqvTGkC35Mg20QZct-r-ErJcVU6quqcQyTWtz4zM588wVS-i8UkDsCm5SiH7P9P05hbp7a82__U/s1600/topologi+star.png
Dan juga karena menggunakan konsentrator. Keunggulan dari topologi tipe Star ini ialah dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.

Topologi star merupakan salah satu topologi jaringan komputer yang paling populer dibandingkan dengan topologi lainnya. Seperti namanya jika kita analogikan dengan gambar, komputer atau perangkat jaringan lainnya yang menggunakan konsep topologi ini akan berbentuk seperti bintang. Walaupun bukan berbentuk bintang secara sempurna, namun koneksi dan strukturnya dapat disebut dengan bentuk bintang, dimana berbagai perangkat dikoneksikan pada satu hub.

Topologi star merupakan topologi jaringan yang menghubungkan node atau perangkat komputer secara terpusat pada satu hub atau switch. Seluruh perangkat atau workstation pada jaringan tersebut tidak berkoneksi secara langsung, melainkan memanfaatkan hub atau switch untuk pertukaran datanya.
Koneksi node ke hub memanfaatkan point-to-poin connection, dengan kata lain fungsi hub disini adalah untuk menjembatani koneksi komputer/workstation yang satu dengan workstation yang lainnya. Topologi ini memiliki keuntungan dan kekurangan jika diimplementasikan pada sebuah konsep jaringan.

Keuntungan Topologi Star
  1. Jika dibandingkan dengan topologi bus, topologi star memiliki performance yang lebih baik. Ia tidak perlu mentransmisikan data seluruh node yang terkoneksi.
  2. Mudah dalam instalasi, penambahan node baru yang terkoneksi dengan hub sangat mudah, karena ia hanya berhubungan dengan hub itu sendiri dan tidak perlu dikonfigurasi dengan node lainnya.
  3. Tersentralisasi, memudahkan dalam maintenance dan monitoring karena dapat dilakukan hanya dari hubnya saja.
  4. Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.
  5. Kemudahan dalam mendeteksi error

Kerugian Topologi Star
  1. Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat (hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.
  2. Kecepatan dan performance jaringan sangat bergantung pada perangkat pusat hub/jenis switch yang digunakan.
  3. Biaya untuk membeli perangkat terpusat ini cukup mahal karena harus memiliki spec yang tinggi.
  4. Membutuhkan banyak kabel dalam konfigurasi jaringan ini.
Dari berbagai kelebihan dan kekurangan topologi star ini ada beberapa yang mungkin dapat diatasi oleh sebuah perusahaan. Kelemahan cost yang tinggi mungkin bukan menjadi suatu masalah berarti bagi perusahaan yang bonafid.

2.2 Routing static dan dinamic perusahaan.

Static Routing
Static  routing  adalah  pembuatan  dan  peng-update-an  routing  table  secara  manual. Staric  routing  tidak  akan  merubah  informasi  yang  ada  pada  table  routing  secara otomatis,  sehingga  administrator  harus  melakukan  merubah  secara  manual  apabila topologi jaringan berubah.
Beberapa keuntungan dari static routing :
  • Pemeliharan  bandwidth  network  karena  peng-update-an  informasi  router membutuhkan broadcasts yang terus menerus.
  • Keamanan  network karena  static routing hanya mengandung  informasi yang telah dimasukkan secara manual.
Beberapa kerugian dari static routing :
  • Tidak ada tolerasi kesalahan
Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
  • Pengembangan network
Jika  suatu  network  ditambah  atau  dipindahkan  maka  static  routig  harus diperbaharui oleh administrator.
Pembatasan static  router  dapat menjadi keuntungan  apabila  untuk sampai pada  tujuan hanya  melalui  satu  router.  Stub  network  adalah  pencapaian  network  tujuan  hanya denga satu jalur.
Konfigurasi static routing
Dalam rangka mengatur suatu rute statis router harus dalam bentuk yang menyeluruh.
ip route network/mask {address | interface} [distance]
·         network               : network yang dituju
·         mask                     : subnet mask
·         address                : IP address untuk router yang berikut
·         interface              : interface untuk mendapatkan network tujuan
·         distance               : jarak administif distance router (optional)
contoh:
ip route 10.0.0.0/8 131.108.3.4 110
·         10.0.0.0                : destination network.
·         /8                            : mask (255.0.0.0)
·         131.108.3.4         : address
·         110                         : distance
Sebagai alternatif, kita dapat menconfigurasi interface yaitu :
ip route 192.168.1.0/24 eth0
·         192.168.1.0         : detination network
·         /24                         : mask (255.255.255.0)
·         eth0                       : interface yang ditinggalkan
Dynamic routing
Dynamic  routing  adalah  cara  yang  digunakan  untuk melepaskan  kewajiban  mengisi  masukan  masukan  ke  routing  table  secara  manual. Protokol  routing  mengatur  router-router  sehingga  dapat  berkomunikasi  satu  dengan yang  lain  dan  saling  memberikan  informasi  routing  yang  dapat  mengubah  isi  Routing table,  tergantung  keadaan  jaringannya.  Dengan  cara  ini,  router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.

2.3 Konfigurasi route static dan default.

Untuk Default Routing sudah dijelaskan bahwa biasanya digunakan pada suatu router yang berada di ujung (hanya memiliki 1 interface untuk keluar jaringan. Sehingga dalam penggunaan command routing nya network address di set ip 0.0.0.0 dan broadcast address nya pun di set 0.0.0.0
Command untuk default routing:
hostname(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 “alamat-ip-gateway/next-hop”
R0(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.2 
Untuk static routing konfigurasinya mirip dengan Default Routing, hanya network address dan subnet mask harus ditulis secara manual. Untuk mempermudah static routing ada yang dinamanakan “Summarization” (mungkin ada yang mengenal dengan kata Supernet) yang mampu untuk merangkum beberapa Network Address menjadi satu.
Command untuk static routing dengan summarization:
hostname(config)#ip route “network-address-tujuan” “Subnet-mask-tujuan” “alamat-ip-gateway/next-hop”
R2(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.252.0 172.16.1.2
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.1.1

2.4 Verifikasi Routing Information Protokol

Pengertian RIP 
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standarRIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1 
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 – 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
Dukungan dari jaringan IPv6.
RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
Batasan
Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Kami dapat menyimpulkan dari makalah yang kami bahas mengenai “Pengaturan Jaringan Perusahaan” pembahasan pada pengaturan diantaranya : topologi jaringan perusahaan, static routing, dynamic routing, verifikasi RIP.
Menurut teknisi katri tipe topologi yang cocok untuk di implementasikan di kantoran itu jenisnya Topologi Star karena topologi yang mengunakan switch sebagai penghubungan antar kabel jaringan. Jadi, Topologi ini lebih sering digunakan ketimbang topologi yang karena biaya lebih murah dan trasperdata lebih cepat. Karena swicth yang mengatur lajunya data.
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. 
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Routing Information Protocol (RIP) merupakan routing protocol dinamis yang  berbasis distance vector. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan hop. Untuk mencapai convergence RIP membutuhkan beberapa waktu,  kemudian jika dibandingkan dengan protokol dinamis yang lain RIP relatif membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil.
Demikian yang dapat kelompok kami simpulkan jika ada materi yang kurang jelas mohon permakluman pembaca karena kami masih dalam proses belajar.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini. Kami banyak berharap agar para pembaca memberikan  kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat.

Daftar Pustaka



No comments:

Post a Comment